Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Singsirit: Permainan Tradisional Untuk Menjalin Keakraban Antar Desa

Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh


Bagaimana kabar anda hari ini? Semoga selalu sehat-sehat saja, dan saya do’akan kepada siapa pun yang telah membaca artikel ini, supaya:
  1. Yang belum dapat jodoh, semoga segera dapat jodoh. Amiin….
  2. Yang belum dapat pekerjaan, semoga mendapatkan pekerjaan. Amiin….
  3. Yang sedang bekerja, mudah-mudahan rezkinya makin melimpah. Amiin….
  4. Yang sedang bersekolah, semoga sekolahnya berkah dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Amiin….
Disini saya akan kembali menuliskan informasi kepada semua orang dimana pun berada tentang suatu tradisi, atau suatu kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat tempat tinggal kami, yaitu Desa Masintan.

Sebuah tradisi atau kebiasaan yang bernama Singsirit. Kebiasaan ini dilakukan ketika akan tiba bulan Suci Ramadhan. Dan tradisi ini dilakukan oleh warga masyarakat yang berseberangan sungai.

Singsirit

Singsirit adalah sebuah sebutan untuk suatu kegiatan dalam permainan tradisional yang berada di air dengan menggunakan suatu benda yang terbuat dari papan, yang kemudian diikat dengan tali tambang dan masing-masing pihak menariknya. Siapa yang kuat dia yang akan memenangkan pertandingan tersebut.

Adapun benda yang akan digunakan dalam permainan bagalas yaitu berupa papan yang dibentuk dan dirakit sehingga menyerupai sebuah perahu. Di desa kami benda tersebut diberi nama Layangan Banyu. Disebut layangan karena penggunaannya mirip seperti permainan layangan yang biasa dimainkan ditanah lapang, hanya saja bahan pembuatan serta memainkannya yang berbeda. Jika layangan terbuat dari bambu yang diraut dan digunakan ditanah lapang dengan bantuan angin untuk memainkannya, tapi tidak untuk layangan banyu. Layangan banyu terbuat dari papan yang dirakit, penggunaannya di banyu (air). Kenapa di air? Sebab layangan yang satu ini menggunakan arus air untuk memainkannya. Oleh sebab itu dinamakan layangan banyu.

Catatan: Banyu adalah kata atau bahasa yang biasa kami ucapkan sebagai masyarakat kalimantan untuk penamaan air. Jadi banyu itu memiliki makna seperti air, jika banyu adalah bahasa kampung (desa), maka air adalah bahasa indonesianya.

Biasanya permainan bagalas layangan banyu ini dimainkan secara berkelompok, dan semua warga antar desa bisa saling membantu dalam menarik tali yang diikatkan pada badan layangan banyu. Baik itu para remaja, pemuda, orang tua saling membantu dalam melakukan permainan ini. Tarik-menarik adalah cara memainkannya, ya seperti permainan tarik tambang begitulah. 

Siapa yang berhasil menarik layangan banyunya sampai kesisi sungai maka mereka lah yang memenangkan pertandingan tersebut. Namun sayangnya, jarang ada yang memenangkan pertandingan tersebut karena banyaknya orang yang membantu dalam menarik talinya, oleh sebab itu hasil seri paling sering didapatkan antar dua belah pihak. Sebelum melakukan penarikan ada seorang yang bertugas melilitkan tali layangan banyu ditengah sungai, baru setelah ada aba-aba yang diberikan oleh orang yang berada ditengah sungai tersebut maka penarikan bisa dilakukan oleh kedua belah pihak.

Kesimpulan

Permainan yang unik namun patut untuk dilestarikan dan diperkenalkan kepada khalayak ramai karena dari permainan tersebut terdapat berbagai macam hikmah yang bisa didapatkan, diantaranya:
  1. Adanaya rasa persatuan dan kesatauan antar sesama, saling tolong-menolong, bantu-membantu serta kerjasama yang diperlihatkan dalam permainan ini.
  2. Menang atau kalah itu biasa didalam permainan, yang menang tidak menampakkan kesombongan dan keangkuhannya, sedangkan yang kalah tidak bersedih hati serta merasa terpuruk. Semua tersatu padu dalam senyum dan tawa kebahagiaan, tanpa adanya ejekan atau celaan antara kedua belah pihak.
  3. Dengan permainan ini maka keakraban akan selalu terjalin antar warga desa, walupun terpisah oleh aliran sungai namun rasa keakraban itu akan selalu ada tanpa membeda-bedakan statusnya.

1 komentar untuk "Singsirit: Permainan Tradisional Untuk Menjalin Keakraban Antar Desa"